Sosialisasi DPPPA Makassar, Kesehatan dan Pendidikan Jadi Kunci Kualitas Keluarga

3
Mei 2024
Kategori : BERITA
Penulis : admin
Dilihat :127x

MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar menggelar Sosialisasi Perlindungan Keluarga dan Anak untuk tahap I-IV di Kantor Kelurahan Pattingalloang, Makassar. Jumat (3/5/2024).

Kegiatan ini mengundang masyarakat sekitar, utamanya yang tergolong warga miskin ekstrem.

Hadir pula Lurah Pattingalloang, Bahrul Tompo, yang membuka kegiatan secara resmi.

Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan DPPPA Makassar, Nanin Sudiar, mengungkapkan bahwa kegiatan ini termasuk dari usulan Musrenbang Kelurahan Pattingalloang.

“Saya bangga dan salut sekali sama Pak Lurah, karena tembus tawwa usulannya dan bisa sampai kepada kami DPPPA,” ujarnya.

Nanin melanjutkan, Kelurahan Pattingalloang termasuk wilayah yang rentan terhadap persoalan rumah tangga, termasuk ketahanan dan kualitas keluarga.

“Kita tahu sendiri ya bagaimana Pattingalloang itu yang daerahnya pesisir, banyak kelompok rentan,” katanya.

Untuk itu, pihaknya berharap kegiatan sosialiasi ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekitar untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kualitas keluarga.

Narasumber pertama, Muh. Ramli (Kabid Dalduk DPPKB Kota Makassar), membahas tentang stunting yang menjadi salah satu fokus terbesar pemerintah.

Menurutnya, stunting yang kasusnya masih tinggi sangat berdampak pada daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Hal ini dikarenakan stunting menyerang inteligensi seseorang melalui gangguan saraf saraf yang ada pada otak.

“Tidak bisa bersaing karena banyak saraf otak yang rusak. Kalau kena stunting, yang pertama diserang adalah otak. Makanya perlu dicegah itu stunting Bapak Ibu,” pesannya.

Ramli menambahkan, stunting juga mengganggu pertumbuhan fisik dan metabolisme sehingga tubuh rentan penyakit.

“Jadi hati hati kalau anakta‘ lahir, berat kurang dari 2,5 kg, panjang badan kurang dari 47 cm, lingkar kepala kurang dari 31,5 cm,” imbuhnya.

Ia menjelaskan bahwa beberapa penyebab stunting di antaranya adalah kurangnya asupan gizi yang memadai pada saat hamil, kebutuhan gizi anak kurang tercukupi, kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi dan kurangnya keterampilan pola asuh anak, serta terbatasnya akses pelayanan, air bersih dan sanitasi.

Dirinya lantas menekankan bahwa kemauan pasangan suami istri untuk memiliki anak harus sejalan dengan tekad untuk mengurus anak dengan sebaik mungkin.

Selain itu, pernikahan dan kehamilan juga perlu direncanakan agar ketahanan keluarga dapat dijaga.

“Tidak apa banyak anak, tapi harus diurus juga. Yang pemerintah takutkan, kalau banyak anaknya, tidak bisa diurus, jadi gelandangan, menyusahkan orang,”. tandasnya.

Ramli lalu menekankan bahwa kualitas keluarga dapat dilihat dari dua aspek utama.

“Keluarga berkualitas dilihat dari kesehatan dan pendidikannya,” katanya.

“Jadi pertama, ibu ibu jagai kesehatanta‘. Kedua, berikan pola asuh yang baik ke anakta‘, ke cucuta‘. Karena itu masa depanta‘. Ketiga, pesannya Walikota, jagai anakta‘,” imbaunya.

Fungsional Madya Dinas Pendidikan Kota Makassar, Syarifuddin, pada Sosialisasi Perlindungan Keluarga dan Anak di Kelurahan Pattingalloang. Jumat (3/5/2024).

Senada, narasumber kedua Syarifuddin (Fungsional Madya Dinas Pendidikan Kota Makassar) membenarkan pentingnya kesehatan dan pendidikan dalam keluarga.

Syarif, sapaannya, memaparkan bahwa pemerintah telah berupaya mendorong pemenuhan kebutuhan keluarga dan anak.

Termasuk di dalamnya meningkatan anggaran terkait, penerbitan akte kelahiran gratis, akses pendidikan dan layanan kesehatan anak.

Namun begitu, orang tua juga diharapkan menjadi pengawal utama bagi keluarga dan anak anaknya.

Sebab, kata Syarif, sekolah atau lingkungan di luar keluarga tidak dapat sepenuhnya diharapkan untuk ‘menitip anak’.

“Kenapa anak selalu diperhatikan, karena anak itu investasi. Kalau toa maki, yang paling pertama kita cari adalah anakta‘,” pesannya.

sumber : https://edunews.id/dp3a-makassar/sosialisasi-dpppa-makassar-kesehatan-dan-pendidikan-jadi-kunci-kualitas-keluarga/

Tidak ada komentar

Tinggalkan komentar

 

twenty − 1 =