DPPPA Makassar Gelar Peningkatan Kapasitas Kelurahan Ramah Anak
MAKASSAR, EDUNEWS – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar menggelar peningkatan Kapasitas Kelurahan Ramah Anak.
Kegiatan ini menghadirkan perwakilan masyarakat di Hotel Royal Bay Makassar, Kamis (23/9/2023).
Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak (PUHA) DPPPA, Amirai, mengapresiasi para warga yang hadir dalam kegiatan.
Terlebih, keterlibatan warga sangat dibutuhkan dalam mewujudkan lingkungan yang ramah anak, termasuk di lorong lorong yang ada di tiap wilayah.
Gotong royong warga dalam program Walikota Makassar Jagai Anakta, pun selalu digaungkan.
“Kita berharap yang hadir dalam kegiatan ini senantiasa memberitahu, mengedukasi tetangganya yang tidak hadir, karena tentu tidak semua bisa diundang,” jelasnya.
Salah satu narasumber kegiatan, Nurlina Subair (Akademisi Unismuh Makassar), menjelaskan bahwa kelurahan memiliki peran penting dalam mewujudkan lingkungan ramah anak.
Sebab, kelurahan sendiri merupakan unit terkecil dari pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat.
Ia menegaskan pentingnya kehadiran Kelurahan Ramah Anak.
“Karena anak ini adalah aset. Anak adalah investasi masa depan,” tuturnya.
Anak, katanya harus dipenuhi 10 haknya, termasuk di dalamnya hak untuk bermain, mendapatkan pendidikan, perlindungan, identitas, kebangsaan, makanan-minuman, akses kesehatan, rekreasi, kesamaan, dan berperan dalam pembangunan.
Untuk itu, pemerintah dan masyarakat perlu mewujudkan ruang untuk mewadahi pemenuhan hak anak tersebut.
Nurlina lalu menyoroti kondisi perkotaan, utamanya lorong lorong yang masih minim fasilitas ramah anak.
“Susah juga karena sekarang di lorong lorong itu sudah tidak ada tempat bermain anak, lapangan, kurang ruang hijau terbuka untuk anak anak kumpul,” kritiknya.
Memang, katanya, anggaran menjadi salah satu tantangan dalam mewujudkan kelurahan ramah anak.
Selain itu, kesadaran bersama masyarakat dalam Jagai Anakta masih perlu ditingkatkan.
Untuk menanggulangi hal tersebut, lanjut Nurlina, peran keluarga sangat dibutuhkan.
“Karena lahannya tidak ada, maka di rumah orang tua yang memberikan edukasi, bagaimana anak itu diajar soal kehidupan,” sambungnya.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi perlu terus dilakukan oleh pemerintah.
“Maka terjadilah partisipasi masyarakat untuk menunjang program pemerintah. Nanti masyarakat bisa inisiatif ke perusahaan perusahaan untuk CSR-nya agar dialokasikan dalam ke lingkungan ramah anak. Karena biasanya anggaran pemerintah tidak cukup untuk itu,” jelas Nurlina.
Tinggalkan komentar