Perkenalkan Aplikasi Becce, DPPPA Juga Edukasi Pola Asuh dan Ketahanan Keluarga

22
Jun 2023
Kategori : BERITA
Penulis : admin
Dilihat :333x

MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar kembali melakukan edukasi keluarga.

Kali ini di Kelurahan Maradekaya Utara, Kamis (22/6/2023).

Beberapa warga berkumpul di kontainer dan kantor kelurahan Maradekaya Utara Jl. Kerung Kerung, bersama lurah dan shelter warga setempat.

Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan DPPPA Makassar, Tarbiani, terlebih dahulu menyampaikan pentingnya pemanfaatan kontainer agar tidak terbengkalai.

“Ini sesuai instruksi Bapak Walikota untuk memanfaatkan kontainer sebagai pusat layanan bagi masyarakat,” ungkapnya.

Ia lalu memperkenalkan aplikasi Becce (Balla Amma Caradde) sebagai salah satu layanan online yang dilaunching oleh DPPPA bersama mitra.

Becce ini, katanya, merupakan aplikasi komunikasi dan perekaman data kekerasan anak dan perempuan.

“Aplikasi ini memiliki fitur pelaporan, memulai konsultasi, dan curhat. Ada juga artikel artikel bermanfaat untuk keluarga,” jelasnya.

Pelaporan di Becce ini bisa terkait bullying, KDRT, Anak Berhadapan Hukum, kekerasan terhadap anak dan perempuan, serta dalam situasi darurat.

Selanjutnya, warga diberikan edukasi pola asuh positif melalui materi yang dibawakan oleh Psikolog dan UPT PPA Kota Makassar.

Psikolog, Kasmayani Karim, menyampaikan terdapat beberapa jenis pola asuh yang sering diterapkan orang tua.

Di antaranya pola asuh demokratis, otoritatif, melalaikan, dan yang sifatnya permisif.

Pola asuh tersebut memiliki ciri dan dampak tersendiri dalam membentuk karakter, tumbuh kembang dan pengembangan diri anak.

“Nah, Bapak Ibu mesti tahu dulu anaknya diinginkan seperti apa, jangan sampai melakukan pola asuh yang nantinya kita sesali,” terang Kasma, sapaannya.

Terlebih saat ini, masyarakat berada di era digital di mana pola asuh positif sangat diperlukan untuk membentengi anak dari pengaruh negatif teknologi.

“Sebenarnya teknologi kan memiliki dua dampak, yaitu positif dan negatif,” imbuhnya.

Kasma pun menjelaskan dampak positif teknologi, seperti mudahnya mendapatkan informasi dan komunikasi, dapat menstimulasi kreativitas, serta memudahkan proses belajar anak.

Sedangkan dampak negatifnya dapat berupa gangguan secara fisik, bahasa, dan sosial.

“Banyak kasus dimana anak itu lambat perkembangan bahasanya karena terlalu banyak bermain dengan hp sedangkan interaksinya kurang. Ini speech delay, kurangnya stimulasi dari orang di sekitar,” paparnya.

Narasumber selanjutnya, Abu Talib (TRC UPT PPA Kota Makassar) menambahkan, salahnya pola asuh banyak memicu perbuatan salah yang dilakukan anak.

“Dampak pengasuhan salah, pasti anaknya juga berbuat salah. Kita di sini mau agar bagaimana bisa mengurangi itu,” ujarnya.

Talib pun membuka data terkait kasus kasus yang terjadi pada anak di Kota Makassar, di mana Anak Berhadapan Hukum (ABH) mencapai 299 kasus.

ABH Laki laki sebanyak 269 kasus dan perempuan 30 kasus. Khusus ABH perempuan, Talib menyebut rata rata kasus tersebut berupa BO (Booking Online).

“Inimi pentingnya kita jagai anak ta‘. Banyak orang tua itu dibawa pi anaknya sama polisi, baru menyesal,” imbaunya.

Dirinya lalu mengingatkan fungsi keluarga yang mesti berjalan seiring dengan pola asuh positif, seperti fungsi agama, cinta kasih, perlindungan, ekonomi, pendidikan, reproduksi, sosial budaya, dan lingkungan.

Pemerintah Kota Makassar, lanjut Talib, turut berkomitmen melakukan pemberdayaan keluarga dan memenuhi serta melindungi hak anak melalui berbagai program, seperti Jagai Anakta‘ dan Lorong Wisata.

Selain itu, berbagai layanan juga disediakan untuk membantu mengatasi masalah masalah keluarga dari berbagai aspek.

“Ada UPTD PPA, Puspaga, Shelter Warga, dan Forum Anak,” pungkasnya.

sumber : https://edunews.id/daerah/pemkot-makassar/perkenalkan-aplikasi-becce-dpppa-juga-edukasi-pola-asuh-dan-ketahanan-keluarga/

Tidak ada komentar

Tinggalkan komentar

 

12 − ten =