Pemkot Makassar Sosialisasi ke Untia, Minta Warga Tidak Remehkan Soal Keluarga dan Anak
MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) kembali menggelar Sosialisasi Perlindungan Keluarga dan Anak, Senin (13/5/2024).
Kegiatan ini memasuki tahap I & II dan dilaksanakan di Kantor Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Makassar dengan mengundang perwakilan warga sekitar, utamanya yang tergolong warga miskin ekstrem.
Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan DPPPA Makassar, Nanin Sudiar, mengungkapkan bahwa kegiatan ini termasuk usulan Musrenbang dari tingkat kelurahan hingga tingkat kota.
“Ini adalah usulan dari LPM kita, usulan Musrenbang yang dikawal dari kelurahan hingga tingkat kota. Kebetulan Untia dapat 2 kali jatah kegiatan,” jelasnya.
Nanin melanjutkan, sosialisasi tentang keluarga sangat dibutuhkan masyarakat sebagai upaya pembangunan non fisik, di luar pembangunan fisik seperti lampu jalan, jembatan, dan lainnya.
Hal ini menyangkut edukasi terkait mindset dan perilaku keseharian masyarakat yang berkembang menjadi isu sosial.
“Ini kan perlu sebenarnya. Bayangkan kita membangun rumah megah, tapi kurang mindset orang di dalamnya, moralnya, dan seterusnya. Tidak ada artinya,” tuturnya.
Ia pun berharap agar kegiatan seperti ini dapat berkelanjutan dan menjangkau setiap sudut Kota Makassar.
“Karena kita tahu Solodong (Untia) termasuk daerah terluar dari Makassar dan memang mesti pemerintah menyentuh sampai ke sini,”.
“Jadi nanti Musrenbang, pesan saya perbanyak usulan non fisik dan kawal hingga bisa jadi kegiatan seperti ini,” tutup Nanin.
Lurah Untia, Mulyadi Setiawan, turut hadir mengawal kegiatan sekaligus membuka acara.
Dirinya berharap agar para warga yang hadir benar benar mendapat pengetahuan terkait keluarga dan anak.
“Semoga kita bisa mendapat pengetahuan untuk dimanfaatkan nanti,” ujarnya.
Lebih lanjut, kegiatan diisi oleh 2 narasumber. Pertama, yakni Moch Fauzan Zarkasi selaku Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Kelas 1 Makassar.
Fauzan menegaskan, kualitas sebuah keluarga dilihat dari kualitas anak anaknya.
Ia mengibaratkan keluarga sebagai akar dan batang pohon yang menghasilkan anak sebagai ‘buah hati’.
“Kalau mauki‘ lihat kualitas keluargata‘, lihat anaknya. Makanya istilah anak itu buah hati. Buah itu bagus kalau akar dan batangnya bagus, itulah ketahanan keluarga,” urainya.
Sejalan dengan itu, ia membeberkan banyaknya kenakalan remaja di masyarakat bermula akibat kurangnya perhatian dan kedekatan dengan orang tua atau keluarga.
“Banyak kasus, apaji yang sama? sama sama tidak diperhatikan dengan keluarganya,” tandasnya.
Faktor kurangnya kasih sayang keluarga ini dapat merembes ke hal hal yang lebih parah, seperti kejahatan seksual, narkoba, pencurian, pembunuhan, dan sebagainya.
“Jadi jangan anggap enteng masalah keluarga dan anak,” tegas Fauzan.
Narasumber kedua, Syarifuddin (Fungsional Madya Dinas Pendidikan Kota Makassar), mengingatkan tugas keluarga untuk selalu memenuhi kebutuhan anggotanya dengan seimbang.
“Penuhi kebutuhan anak, seimbangkan gizinya,” katanya.
Ia membenarkan bahwa keluarga merupakan titik penyelesaian atas masalah masalah yang ada.
Untuk itu, Syarif berpesan agar para orang tua yang mengemban peran penting dalam ketahanan keluarga, senantiasa saling membina dan membimbing anggota keluarganya.
“Punna ada anakta‘ kita marahi, pelan pelan. Jangan keluarkan sumpah apapun. Apalagi ibu ibu karena sumpahta‘ itu adalah doa,” imbuhnya.
Terakhir, Syarif menambahkan agar orang tua juga selalu memperhatikan pendidikan anaknya.
Terlebih, sambungnya, karena pemerintah selalu menyediakan ruang dan peluang agar semua anak bisa sekolah.
“Program pemerintah, semua anak harus sekolah,” pungkasnya.
Tinggalkan komentar