Akses Kapan Saja, Program Pemkot Makassar ‘Bacce’ Gratis Via Online-Offline!

26
Jun 2023
Kategori : BERITA
Penulis : admin
Dilihat :340x

MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Penerapan pola asuh positif dalam keluarga menjadi isu besar yang tengah dikerjakan Pemerintah Kota Makassar.

Pasalnya, kasus kekerasan atau sejenisnya yang menerpa keluarga, utamanya anak, kurang lebih bermuara dari tidak maksimalnya pola asuh orang tua.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA), Achi Soleman, di Kelurahan Balla Parang Kota, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Senin (26/6/2023)

“Kalau kita merujuk ke kasus kasus anak yang ada, muaranya pasti selalu pola asuh,” ungka Achi.

Dalam kegiatan bertajuk “Penguatan Pola Asuh Anak Milenial di Lorong Wisata” tersebut, Achi menyebut banyaknya bentuk ketidakmaksimalan pola asuh yang kerap terjadi.

Contohnya, anak anak di beberapa jalan Kota Makassar yang sengaja didorong untuk mengemis atau mencari uang oleh orang tuanya.

Di sisi lain, orang tuanya sendiri sibuk dengan urusannya dan tidak memikirkan masa depan si anak.

“Kita lihat mi itu seperti di pinggir pinggir jalan Pettarani. Anak anak sibuk berkeliaran minta minta uang dan cari nafkah, terus ibunya tinggal cari kutu,” singgung Achi.

Contoh lain adalah perceraian orang tua yang banyak berujung pada penelantaran anak, baik secara langsung atau tidak.

“Angka perceraian kurang lebih ada 1300. Bayangkan kalau setiap pasangan yang bercerai memiliki 2 anak. Jadi kurang lebih ada 2600 anak yang akan terlantar, baik itu secara ekonomi atau pendidikan,” bebernya.

Achi menegaskan, penelantaran dan pengabaian orang tua dalam mendidik anak sudah hampir dipastikan bermasalah di kemudian hari.

“Pasti bermasalah. Entah itu masalah di sekolahnya atau dengan lingkungan sekitarnya,” tegasnya.

Untuk itu, lanjut Achi, Pemkot Makassar selalu mengimbau kepada masyarakat untuk Jagai Anakta‘ dan menerapkan pola asuh positif.

Sebagai upaya konkret, DPPPA sebagai dinas terkait sering melakukan sosialisasi pola asuh di kelurahan kelurahan, utamanya di Lorong Wisata.

DPPPA juga memiliki perpanjangan tangan untuk menghadapi kasus perempuan dan anak, seperti Shelter Warga, UPTD PPA, dan Puspaga Kota Makassar.

“Selain itu, ada program Bacce. Dalam bahasa Makassar, artinya anak perempuan. Bacce sendiri merupakan akronim dari Balla Amma Caradde atau Rumah Pintar Perempuan,” jelas Achi.

Akses Bacce Kapanpun dan di manapun

Bacce (Balla Amma Caradde) merupakan program Pemkot Makassar untuk mendukung ketahanan keluarga dan sebagai edukasi pola asuh positif.

Program ini, terang Achi Soleman, dijalankan secara online dan offline.

Secara offline, masyarakat dapat datang langsung ke Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di Jl. Nikel 1 No. 30, Kec. Balla Parang, Kec. Rappocini, Kota Makassar.

“Secara online, aplikasinya dapat Bapak dan Ibu download di Playstore. Semua layanan ini gratis,” tutur Achi.

Diketahui aplikasi Bacce juga berfungsi sebagai sarana komunikasi serta perekaman data kekerasan anak dan perempuan di Kota Makassar.

Aplikasi ini memiliki fitur pelaporan, memulai konsultasi, dan curhat. Ada juga artikel artikel bermanfaat untuk keluarga.

Pelaporan di Bacce dapat mencakup kasus bullying, KDRT, Anak Berhadapan Hukum, kekerasan terhadap anak dan perempuan, serta dalam situasi darurat.

“Silahkan diakses, layanan kami selalu terbuka. Ke depannya kami juga akan membuka layanan di kontainer kontainer kelurahan,” pungkas Achi.

sumber : https://edunews.id/daerah/pemkot-makassar/akses-kapan-saja-program-pemkot-makassar-bacce-gratis-via-online-offline/

Tidak ada komentar

Tinggalkan komentar

 

twenty − 7 =