Kekerasan Mewabah, Dokter di Makassar Minta Warga Saling Mengedukasi, Jangan Cuma Bisa Gosip!
EDUNEWS.ID, MAKASSAR – Perkara kekerasan perempuan dan anak di berbagai tempat nampak semakin kompleks.
Banyak sekali kejadian tak terduga, di mana kekerasan bisa terjadi kapanpun, di manapun dan oleh siapapun.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Perempuan DPPPA Makassar, Hapidah Djalante, dalam sosialisasi pencegahan kekerasan di Masjid Baitul Atikurrajiuun, Jl. Pelita Raya Makassar, Rabu (7/5/2023).
“Kita taumi kompleks sekali masalah di kota Makassar. Bagaimana kekerasan bisa terjadi di masjid, sekolah. Di tempat tempat dan oleh orang yang kita kira bisa melindungi, ternyata malah itu yang melakukan,” ujarnya.
Hapidah menegaskan, kesadaran masyarakat sangat penting dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan di wilayah masing masing.
Ia meminta kepada peserta sosialisasi yang hadir, yakni kelompok majelis taklim, remaja masjid, RT RW, dan warga lainnya, untuk selalu menjadi garda terdepan melawan kekerasan.
Senada, pemateri dari Dokter Rumah Sakit Hermina Makassar, Andi Widyanita, menerangkan bahwa perilaku kekerasan di masyarakat sudah seperti wabah.
“Kalau kita lihat di TV, bahkan dilakukan oleh keluarga sendiri (incest). Kakek perkosa cucu, bapak perkosa anak, kakak perkosa adik. Kekerasan sudah mewabah,” katanya.
dr. Widy, sapaannya, menegaskan bahwa dampak kekerasan pun beragam dan dapat merusak masa depan korban.
Untuk itu, dirinya mendorong warga mengenali potensi dan tanda tanda setelah terjadinya kekerasan.
Warga juga diharapkan dapat segera bertindak jikalau mendapati hal hal berbau kekerasan di sekitarnya.
“Pengetahuan seperti itu bisa didapat di mana saja. Selain gosip, harusnya ilmu yang bermanfaat juga bisa menyebar luas, ya kan ibu ibu?” tandas dr. Widy yang diiringi sahutan positif oleh peserta kegiatan.
Pemateri lainnya, Abu Talib (UPTD PPA Makassar) mengingatkan bahwa pencegahan dan penindakan kekerasan, utamanya pada perempuan dan anak, sudah diatur dalam berbagai kebijakan.
Lembaga penanganan pun telah banyak dibentuk sehingga laporan kasus yang diterima semakin meningkat.
Tidak main main, di Makassar, pemerintah sendiri telah menghadirkan berbagai layanan hingga tingkat terkecil.
“Ada yang namanya UPTD PPA. Kemudian Shelter Warga yang letaknya di kelurahan kelurahan. Nah, kalau kasusnya ringan, itu bisa di shelter. Kalau berat, baru dirujuk ke UPTD,” paparnya.
Talib menekankan bahwa segala layanan Pemkot Makassar telah bersinergi dengan lembaga lainnya, seperti kepolisian dan rumah sakit.
“Layanan diberikan itu gratis ya, Bapak Ibu. Bahkan pemerintah itu menyediakan lembaga, namanya Puspaga, yang bisa dijadikan tempat konsultasi kalau ada masalah keluarga,” pungkasnya.
Bagi warga Makassar yang ingin melaporkan kasus kasus kekerasan dapat menghubungi call center 112, Whatsapp 08114838112, atau mengakses @uptdppa.makassar.
Tinggalkan komentar